Naskah drama anekdot (6 orang)


NASKAH DRAMA ANEKDOT
BAHASA INDONESIA




“PENGEBOMAN SARINAH”
(versi kita)









NAMA ANGGOTA :

1.     IMANDA RAHMASARI                  13
2.     M. IQBAL RIZKY                            17
3.     NOVIE AMALIA IZZA IKSANI      21
4.     RISTIFIANI HANINDIA PUTRI     24
5.     ROHMATUL UMMAH                    26
6.     VANIA AVILINA                                      29



JUDUL DRAMA          : “PENGEBOMAN SARINAH (VERSI KITA) “

TOKOH              : 
1.     Teroris 1
2.     Teroris 2
3.     Polisi 1
4.     Polisi 2
5.     Pembawa Acara
6.     Reporter
7.     Warga 1
8.     Warga 2
9.     Warga 3
10.            Pedagang Asongan

ALUR CERITA  : Campuran (maju mundur)

LATAR TEMPAT       :                            LATAR WAKTU :
-         Studio                                          - Pagi hari
-         Pemukiman warga                        - Siang hari
-         Jalan (lokasi pengeboman)
-         Pos Polisi










ADEGAN 1 (Studio)
(prolog)
Uul                  : “(Menyanyi)…. Para pemirsa, bapak-bapak ibu-ibu semua yang duduk dirumah…. Ehem ehem… Selamat siang para pemirsa, berjumpa lagi dengan saya Rohmatulll dalam acara “KERIPUTAN 7”. Maraknya tindak kriminalitas yang melanda Ibukota sudah menjadi makanan sehari-hari bagi para warga dan aparat pemerintah, mulai dari perampokan, pemerkosaan, pelecehan, penipuan bahkan pengeboman seperti yang terjadi baru-baru ini. Berikut adalah hasil wawancara kami dengan warga sekitar “

ADEGAN 2
( 07.00 pagi,  Pemukiman Warga)
Reporter         : “ Yak pemirsa, kali ini saya sedang bersama salah satu warga yang menjadi saksi dari pengeboman yang berlokasi di Sarinah. Ehm… Selamat siang Ibu Novie. Bisa ibu jelaskan bagaimana tepatnya kejadian pengeboman saat itu dan bagaimana keadaan sekitar..
Novie               : “ Jadii… pagi itu…. “

ADEGAN 3
Novie               : ( Tampilan gambar lokasi ) Saat itu saya sedang berjalan-berjalan bersama kedua teman saya…  (MONOLOG)
………
( Terlihat tiga orang wanita sedang berjalan sambil bergurau, salah satu dari mereka mengambil tongsis dari tas yang tersampir di pundaknya  dan mulai berselfie ria )
Novie               : “ Berhenti…berhenti, ini posisi yang mantep gilaaa…  “
Uul                  : “ Posisi? Apa? “
Novie               : “ Posisi buat selfie… “ (Mengatur tongkat selfie sambil memandangi keadaan sekitar)
Nindi               : “ Enggak enggak… Kayanya disitu lebih pas “ ( Menggandeng kedua temannya menuju tempat yang dimaksud )


( Ditempat lain, terlihat dua orang  berpakaian hitam tengah berdiri di antara kerumunan warga, dengan topi warna merah dan tas ransel di punggungnya, ia sibuk berbicara dengan temannya )
Iqbal                : “ Mana yang harus di bom lebih dulu? “
Vania              : “ Terserah… cari tempat yang paling rame “
Iqbal                : “ Okee… lu handle tempat  lain… gue bakal stay disini”
Vania              : “ Take care ya… Fighting! Gue duluan ya… “
Iqbal                :” hati-hati ya kalau mau lempar bom…  “
Vania              : “ Maafin kalau selama ini gue ada salah…”
Iqbal                : “ Iya gapapa kok, kalo lu udah ngerasa mau mati duluan gua ikhlas kok, gua rela.”

ADEGAN 4
( Teroris mulai menjalankan misinya, ditengah perjalanan untuk menjalankan misi, teroris tersebut melihat beberapa gadis yang sedang berselfie. Dan… )
Novie               : “Ayo cepetan… angelnya lagi bagus nih…“
Nindi dan Uul  : “Okee…“
Novie               : “1..2..chesss “ (gambar selfie)
Nindi               : “Eh eh kok ada yang aneh dari foto kita?“
Uul                  : “eh iya iya dia siapa ya?“
Novie               : “heee bulu mata nya baguss, kayaknya orangnya ganteng deh. Id line nya apa yaa.”
Nindi               : “Ganteng sihh tapi kok dia pake baju item item sih. Jadi ketutupan gantengnya.“
Uul                  : “sudah.. sudah.. ayo selfie lagi.”

Adegan 5

(Terorispun melanjutkan misinya, ia mulai mengeluarkan granat dari tas punggungnya dan…. )
DUAARRRRR!!!!!!
( Beberapa polisi yang sedang beroperasi langsung mengejar teroris tersebut. Tiba-tiba……)
Polisi 1            : “aduhhh… pake acara kepleset lagi…  siapa yang berani buang kulit pisang kaya gini. Gimana mau maju kalau warganya buang sampah saja masih sembarangan.”
Polisi 2                        : “ayo cepet… terorisnya keburu jauh tuh.”
Polisi 1                        : “nggak tau gue kesandung apa… bantuin!”
( Namun saat polisi itu menolong teman polisinya, keduanya malah kepleset bersama)
Polisi 2                        : “tuh kan terorisnya udah jauh… lo sih pake acara kepleset segala.”
Polisi 1                        : “ngaca dong! lu juga kepleset kali.”

ADEGAN 6
(Sementara di tempat lain, Nampak seseorang dengan gerak-gerik yang mencurigakan. Wajahnya tertutup masker, tubuhnya dibalut pakaian hitam dari kepala sampai kaki )
Nindi               : “ Woowooo… mau syuting ya Mas? Keren pisan dandanannya… “
Uul                  : “ Syuting sinetron apa Mas? Kali’ kita-kita bisa numpang ngeksis bentar di kamera…”
Novie               : (Mengabaikan teman-temannya dan sibuk berpose dengan background si Teroris)
Vania              : “ Maaf… maaf… saya buru-buru “
Nindi               : “ Eleh…eleh… si Mas mah sombong pisan… jadi orang Indonesia mah kudu ramah tamah sama warga, kudu akrab, kudu berbaur gituu… “
Vania              : (Berlari meninggalkan ketiga gadis )
Novie               : “ Lhoo… lhoo… belum selesai ini fotonya, baru juga dapet duapuluh gambar. Aaah… Kamu mah gitu orangnya, lari kan si Mas ganteng… “
Uul                  : “ Alay… Ya gini ini warga desa hijrah ke kota, ndak punya malu… malah malu-maluin. Ini jugaa ngapain dari tadi selfie-selfie, malu noh diliat kucing “
( Tanpa mereka bertiga sadari, pria berpakaian hitam itu berlari ke pojokan lalu berjongkok dan sibuk berkutat dengan isi ranselnya, gerakannya buru-buru bercampur gugup, dengan cekatan ia mengutak-atik bom yang dipegangnya)
Vania              : “ Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang… “

DUUAARRRRRRR!!!!!!!!

( Ledakan yang lebih besar pun terjadi, dan berefek bagi para pengguna jalan dan menjadi peluang bagi pedagang asongan)
Novie               : ” Aaaaah….. Aaaahhh… Aaahhh…… Aaduuhh “ (Tangan kanannya reflek  memegangi kaki yang terkena serpihan bom, sedangkan tangan satunya sibuk meraih tongkat selfie yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berbaring, dengan sisa-sisa tenaga ia mengatur kamera ponselnya )
Novie               : “ Alhamdulillah nggak rusak…. (mengarahkan wajahnya ke kamera dan sibuk memotret diri lengkap dengan luka di kakinya)
Uul                  : “ Bocah edaann… “
Nindi               : “ Aaahh… ini gimana ini tangankuu… aduh aduuh… “
( seorang pedagang asongan yang semula berada cukup jauh dari ledakan bom tersebut memanfaatkan keadaan dengan menjual peralatan P3K )
Imanda            : “ Betadine… betadine… hansaplas… Aneka minyak… minyak tawon, kayu putih, minyak telon, bimoli, sania, kunci mas, sanco… “ (Berjalan kearah warga yang terkena serpihan bom, dan mulai menjajakan dagangannya )
Uul                  : “ Ada apa aja mbak… “
Imanda            : “ Mbak mau minta apa juga… saya jual “
Uul                  : “ Obat merah mbak satu… “ (Pedagang memberi obat merah)
Nindi               : “ Mbaknya teh pinter pisan, sedia obat-obatan kaya gini. Udah kaya’ Palang Merah Remaja’ … hihihi “
Imanda            : “ Bukan PMR mbak… tapi PMB “
Novie               : “ PMB itu apa Mbak? “
Imanda            : “ PMB itu ‘Palang Merah Berjalan’…. Hihihi. Di Jakarta itu kudu siap Mbak, kalau mau jualan juga kudu pinter-pinter menyiasati keadaan. Apalagi banyak kejadian yg nggak terduga kaya gini. Yang dijual bukan Cuma CangCiMen aja mbak… Hidup di Jakarta ini keras … Hiks hiks, apalagi rakyat kecil kaya saya ini, bisanya Cuma tertindas sama korupsi yang nguras dana pemerintah, yang harusnya dipakai untuk kesejateraan warga “
Uul                  : “MERDEKA”
Nindi               : “ Mbaknya nggak kaget atuh ada ledakan bom? “
Imanda            : “ Ya nggak lah Mbak… Saya malah seneng, dagangan saya laku… laris manis “
Uul Nindi Novie          : ???//!!!??>><>:”><?>>???””:>}{?<
Imanda            : “ Ini mbak-mbaknya datang dari desa ya? Pasti kaget kena bom gini, minum dulu mbak, biar netral. Saya sedia banyak minuman, ayo dipilih. Mau rasa apa?”
Novie               : “ Rasa yang dulu pernah ada, ada nggak Mbak? “
Imanda            : “ Hhh… kalau itu Mbak minum darah mantan aja… “
Uul Nindi         : ????!!!!????:::><”{}


ADEGAN 7

(Setelah melewati rintangan yang cukup pelik, menguras tenaga dan memeras keringat. Polisipun berhasil menangkap salah satu teroris yang berhasil meledakan bom)
Polisi 1            : “ Masih muda udah mainan Bom… Kalau sudah jadi bapak-bapak mau mainan apa kamu? “ (menyeret teroris menuju pos)
                        : “ Kerjaan halal itu masih banyak Mas… jangan bertindak bodoh kaya gini. Selalu ada dua pilihan dalam hidup. Baik dan buruk, tergantung dari kita mau pilih yang mana. Kalau dari awal Mas sudah bertindak jahat kaya gini, mengancam nyawa orang, nyawa mas sendiri juga jadi taruhan… “
Iqbal                :Orang kepepet Pak… Saya bisa apa, yang penting saya dibayar, keluarga saya dapat tunjangan. Saya rela mati, demi anak istri “
Polisi 1            : “Memangnya Mas punya anaknya berapa? “
Iqbal                : “ Saya masih lajang Pak… “
Polisi 1            : ???[[{}{“:>!!###@@???
( Sementara itu, datang polisi satunya sambil menggeret seseorang dengan pakaian yang sama dengan teroris sebelumnya)
Polisi 2                        : “ Saya berhasil menangkap satu orang lagi… “
Polisi 1                        : “ Apa kalian berasal dari satu Agency yang sama ?”
Iqbal                : “ Saya nggak kenal sama dia… “ (Acuh tak acuh)
Vania              : “ Apa? Kamu… Kamu bilang kita nggak saling kenal? “ (Syok)
Iqbal                : “ Dia… “
Polisi 1                        : “ Jangan memulai drama dadakan… “
Iqbal                : “ Dia… dia hanya seseorang dari masa lalu saya “
Vania              : “ Kamu bilang masa lalu? Kamu lupa sama apa saja yang sudah kita lewati? Sama semua yang sudah kita lakuin? Bisa-bisanya kamu bilang kaya gitu… “
Iqbal                : “ Tapi kita memang sudah berakhir… “
Vania              : “ hh… Aku nyesel sudah ngelakuin itu sama kamu… “
Polisi 1            : “ Itu apa?? “
Vania              : “ Aku nyesel sudah ikutin kamu untuk ngelakuin hal keji kaya gini, ngerakit barang haram yang bisa celakain orang, aku nyesel sudah ngeledakin bom, aku…. Hiks. Tangkap saya pak… penjarakan saya… saya ikhlas… saya rela… “
Polisi 2            : “ memang sudah seharusnya orang seperti kalian ini di penjara. Bisanya hanya meresahkan warga dan menyusahkan polisi. Harusnya kalian sadar, akibat dari perbuatan kalian itu. Orang yang tak bersalah menjadi korban, merusak fasilitas juga, bikin macet jalanan, bikin susah reporter karena harus cari berita dan syuting dadakan… “
Iqbal                : “ Lha itu kan memang sudah tugas Bapak… kenapa jadi bawa-bawa saya… “
Polisi 1            : “ Apa kamu juga nggak kasihan sama Pak Jokowi, sudah stress dia mengurusi Negara, masih harus ditambah dengan orang-orang seperti kalian “
( Kedua teroris itupun menunduk malu, menyesali perbuatannya. Beban dipundaknya pun semakin bertambah, sudah menanggung malu, kini harus ditambah menanggung dosa )


ADEGAN 8
Novie               : “ Jadi begitulah kejadiannya Mbak… “
Reporter         : “ Oh iyaa… Jadi pada intinya, Mbak ini sempat berinteraksi dengan kedua teroris tersebut ya? “
Novie               : “ Tentu… saya bahkan punya banyak foto berbagai pose dengan mereka. Meskipun saya jadi korban dan mendapat luka di kaki saya tetap merasa bangga karena bisa berfoto dengan teroris itu… “
Reporter         : ????????
Novie               : “ Asal mbak tahu ya… itu teroris ganteng-ganteng. Bulu matanya, wuuhh… bagus. Mbak nggak percaya, ini ni saya ada buktinya… “ (memamerkan foto-foto)
Reporter         : “ eehh… terimakasih atas waktunya dan atas penjelasan yang sudah dibagikan kepada kita… kembali ke Studio..
……..
(EPILOG)
Uul                  : “ Begitulah hasil wawancara kami pada korban, yah meskipun sedikit absurd semoga bisa di ambil hikmahnya. Semoga aparat polisi tidak pernah lelah untuk memberantas kejahatan-kejahatan yang terjadi, dan tentunya saya berharap kedua teroris itu kembali ke jalan yang benar
                        Saya ‘Rohmatullll… beserta staf yang bertugas pamit undur diri. Selamat siang dan sampai ketemu lagiii… “





THE END

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer